Salam dari Taman Bacaan Saulus

Salam dari Taman Bacaan Saulus
Pandangan

Minggu, 12 Agustus 2012

Si Pisau Terbang Li - Bab 13 - Khu Lung

Lanjutan Bab 12 ...


Bab 13. Bencana yang Aneh

Tanya Lin Shi Yin, “Jadi kau setuju?”

Li Xun Huan mengatupkan giginya. “Tak tahukah kau bahwa aku suka sekali menyakiti orang?”

Ia bangkit dan berkata, “Selamat malam.”

Suara Lin Shi Yin bergetar. “Kau telah pergi, mengapa kau kembali lagi? Kami telah hidup dengan damai. Mengapa….Mengapa kau harus kembali dan membuat kesulitan bagi kami?”

Li Xun Huan mengerahkan seluruh tenaganya untuk mengatupkan mulutnya. Namun bibirnya masih bergetar.

Suara Lin Shi Yin menjadi pedas. “Tak cukupkah engkau menghancurkan putraku? Kau harus menghancurkan adik angkatku juga?”

Wajahnya masih putih, masih cantik. Namun matanya penuh dengan luka, dengan kesakitan. Ia tidak pernah lepas kendali di depan orang lain sebelumnya.

Mungkinkah ini hanya demi Lin Xian Er?

Li Xun Huan tidak menoleh.
Ia tidak punya keberanian untuk menoleh, untuk memandang Lin Shi Yin.

Ia menuruni tangga dengan cepat, sambil berkata dengan tenang, “Sebenarnya kau tak perlu memohon. Aku tidak menyukai dia sama sekali!”

Lin Shi Yin mengawasi kepergiannya. Tubuhnya langsung lemas terkulai ke lantai.

Rabu, 01 Agustus 2012

Si Pisah Terbang Li - Oleh Khu Lung - Bagian 12

Lanjutan bagian 11 ... sorry agak terlambat ya


Bab 12. Keduanya adalah Orang-orang yang Patah Hati

Walaupun hari masih siang, langit mendung bagaikan magrib.

Ah Fei berjalan tenang, sama seperti waktu pertama kali Tie Zhuan Jia melihat dia berjalan. Masih begitu kesepian, begitu lelah.

Namun sekarang Tie Zhuan Jia tahu. Begitu ada bahaya, anak muda ini akan langsung waspada. Berjalan berdampingan dengannya, sebenarnya Tie Zhuan Jia ingin membicarakan begitu banyak hal, namun ia tidak tahu harus mulai dari mana. Li Xun Huan tidak pernah bicara banyak. Dan setelah bersama-sama dengan Li Xun Huan selama bertahun-tahun, ia tahu bagaimana menggunakan keheningan untuk menggantikan kata-kata. Hanya dua kata yang diucapkannya, “Terima kasih.”

Namun segera disadarinya bahwa dua kata ini pun tidak perlu diucapkan. Karena Ah Fei sama dengan Li Xun Huan. Seseorang tidak perlu mengatakan ‘terima kasih’ di hadapan mereka.