Salam dari Taman Bacaan Saulus

Salam dari Taman Bacaan Saulus
Pandangan

Minggu, 12 Agustus 2012

Si Pisau Terbang Li - Bab 13 - Khu Lung

Lanjutan Bab 12 ...


Bab 13. Bencana yang Aneh

Tanya Lin Shi Yin, “Jadi kau setuju?”

Li Xun Huan mengatupkan giginya. “Tak tahukah kau bahwa aku suka sekali menyakiti orang?”

Ia bangkit dan berkata, “Selamat malam.”

Suara Lin Shi Yin bergetar. “Kau telah pergi, mengapa kau kembali lagi? Kami telah hidup dengan damai. Mengapa….Mengapa kau harus kembali dan membuat kesulitan bagi kami?”

Li Xun Huan mengerahkan seluruh tenaganya untuk mengatupkan mulutnya. Namun bibirnya masih bergetar.

Suara Lin Shi Yin menjadi pedas. “Tak cukupkah engkau menghancurkan putraku? Kau harus menghancurkan adik angkatku juga?”

Wajahnya masih putih, masih cantik. Namun matanya penuh dengan luka, dengan kesakitan. Ia tidak pernah lepas kendali di depan orang lain sebelumnya.

Mungkinkah ini hanya demi Lin Xian Er?

Li Xun Huan tidak menoleh.
Ia tidak punya keberanian untuk menoleh, untuk memandang Lin Shi Yin.

Ia menuruni tangga dengan cepat, sambil berkata dengan tenang, “Sebenarnya kau tak perlu memohon. Aku tidak menyukai dia sama sekali!”

Lin Shi Yin mengawasi kepergiannya. Tubuhnya langsung lemas terkulai ke lantai.


***

Kolam itu telah menjadi es. Ada jembatan di atas kolam itu.

Li Xun Huan duduk di atas jembatan itu dan menatap kosong ke arah kolam.

Hatinya sama seperti kolam itu.

Ia dapat melihat secercah cahaya dari bilik Lin Xian Er di kejauhan. Apakah Lin Xian Er masih menantikan kedatangannya? Ia tahu ada alasan mengapa Lin Xian Er minta dia datang malam itu. Ia juga tahu bahwa kalau di datang, banyak hal menarik yang akan terjadi. Namun ia masih saja duduk di situ, hanya memandangi cahaya lilin itu dari kejauhan.

Ia mulai terbatuk-batuk lagi.
Tiba-tiba, terlihatlah sesosok bayangan dalam bilik itu. Li Xun Huan seketika mempersiapkan diri dan melesat ke sana.

Langkahnya begitu cepat tak terlukiskan. Namun waktu ia tiba di sana, bayangan itu telah menghilang.

Xun Huan berpikir-pikri, “Apakah aku salah lihat?”

Ia membuka daun jendela dan berbisik, “Nona Lin.”

Tidak ada jawaban.
Li Xun Huan melihat ke dalam bilik. Terlihat ada anggur tumpah di lantai. Dan di atas meja, terlihatlah setangkai bunga plum!

Si Bandit Bunga Plum!

Mungkinkah Lin Xian Er telah tertawan oleh Si Bandit Bunga Plum?

Li Xun Huan memungut cawan anggur itu. Keringat mulai membasahi telapak tangannya. Saat itulah terdengar suara yang lemah dan tiba-tiba lilin pun padam. Lalu datanglah ratusan senjata rahasia dari segala arah.

Namun dari seluruh senjata rahasia di dunia ini, apakah yang dapat menandingi Pisau si Li Kecil? Li Xun Huan meliukkan tubuhnya, dan tangannya menangkap 18 macam senjata. Yang lain terpental oleh kakinya.

Lalu terdengar seruan keras dari luar.

“Bandit Bunga Plum. Kau tak akan lolos hari ini. Keluar dan matilah kau!”

“Sehebatnya apapun engkau, kami masih dapat membuat engkau mati menderita!”
“Aku tidak berbohong. Tuan Ketujuh Tian dari Luo Yang ada di sini. Demikian pula Tuan Gong Sun, Tuan Zhao yang Terhormat, dan Tuan Keempat Long.”

Li Xun Huan menggelengkan kepalanya tidak percaya. Lalu ia menggumam, “Tian Qi benar-benar datang.” [Tian Qi adalah Tuan Ketujuh Tian. ‘Qi’ artinya tujuh]

Lalu terdengar seseorang berkata, “Kau sudah ada di sini, mengapa tidak keluar?”

Li Xun Huan berdehem, lalu berkata dengan suara berat, “Kalian sudah ada di sini, mengapa tidak masuk?”

Orang-orang di luar mulai berkasak-kusuk di antara mereka, “Sepertinya orang ini ingin memancing kita masuk ke dalam.”

Lalu sebuah suara menggelegar mengatasi hingar-bingar itu. “Si Bandit Bunga Plum hanya bisa mengendap-endap dalam kegelapan. Mana mungkin dia punya nyali untuk bertemu dengan kita semua.” Semua orang segera mengiakan ucapan ini dan mendesak orang yang di dalam untuk keluar.

Lalu mereka mendengar jawaban, “Memang benar, Si Bandit Bunga Plum suka mengendapendap dalam kegelapan. Tapi apa hubungannya dengan aku?”

Suara yang menggelegar itu berkata, “Jika kau bukan Si Bandit Bunga Plum, siapakah engkau?”

Suara yang lain berkata, “Tuan Gong Sun, buat apa kita berdebat dengan dia? Tuan Zhao yang Terhormat tidak mungkin salah. Orang ini pastilah Si Bandit Bunga Plum.”

Tawa Li Xun Huan langsung meledak. “Zhao Zheng Yi, aku tahu ini pasti perbuatanmu.” Di tengah tertawanya, ia melesat ke luar melalui jendela, ke tengah kerumunan itu. Semua orang mundur selangkah.

Lalu Long Xiao Yun berseru, “Semua berhenti. Ini adalah saudaraku, Li Xun Huan.”

Li Xun Huan langsung menatap Zhao Zheng Yi. Ia tersenyum dan berkata, “Penglihatan Tuan Zhao memang sungguh tajam. Jika tangan dan kakiku kurang lincah sedikit saja, aku pasti sudah menjadi mayat pengganti Si Bandit Bunga Plum.”

Wajah Zhao Zheng Yi menjadi hijau. Ia menyahut dingin, “Seseorang bersembunyi di sini di tengah malam. Jika dia bukan Si Bandit Bunga Plum, siapa lagi? Bagaimana aku bisa tahu bahwa kau tiba-tiba sembuh dan diam-diam datang ke sini?”

Li Xun Huan menjawab dengan tenang, “Aku tidak perlu datang dengan diam-diam. Aku bisa pergi ke manapun aku mau. Lagi pula, bagaimana Tuan Zhao yang Terhormat bisa yakin bahwa aku tidak diundang oleh Si Nona?”

Zhao Zheng Yi tertawa. “Aku tidak tahu apa hubunganmu dengan Nona Lin. Tapi semua orang tahu, Nona Lin tidak mungkin ada di sini malam ini.”

“O ya?”

Kata Zhao Zheng Yi, “Untuk menghindari Si Bandit Bunga Plum, ia telah pindah tadi pagi.”

Kata Li Xun Huan lagi, “Jika demikian, paling tidak seharusnya kau memastikan dulu siapa orangnya, sebelum mulai menyerang.”

Sahut Zhao Zheng Yi, “Dalam menghadapi penjahat seperti Si Bandit Bunga Plum, kita harus berinisiatif. Kalau tidak, ia pasti akan lolos.”

Semua kata-katanya terdengar logis dan benar. Tidak dapat dibantah.

Li Xun Huan tertawa keras. “Bagus sekali ‘berinisiatif’. Kalau saja aku mati hari ini di tanganmu, aku hanya dapat menyalahkan kesialanku, tak bisa menyalahkan engkau.”

Long Xiao Yun terbatuk dua kali, lalu memaksakan sebuah senyuman. “Mudah sekali melakukan kesalahan di malam gelap gulita. Lagi pula….”

Zhao Zheng Yi memotong dengan dingin, “Lagi pula mungkin aku tidak melakukan kesalahan.”

Kata Li Xun Huan, “Oh? Maksudmu, akulah Si Bandit Bunga Plum?”

Zhao Zheng Yi tertawa sinis. “Mungkin, mungkin juga tidak. Semua orang hanya tahu ilmu meringankan tubuh Si Bandit Bunga Plum sangat hebat. Kecepatannya juga luar biasa. Namun apakah namanya Zhang, atau Li, tidak ada yang tahu.”

Kata Li Xun Huan, “Kau benar. Ilmu meringankan tubuhku memang cukup baik. Kecepatanku pun tidak jelek. Saat Si Bandit Bunga Plum muncul kembali pun bertepatan dengan kepulanganku. Kalau aku bukan Si Bandit Bunga Plum, pasti ada yang salah.”

Ia terkekeh. Lalu mentap Zhao Zheng Yi. “Jika kau begitu yakin bahwa akulah Si Bandit Bunga Plum, mengapa tak kau tangkap aku sekarang?”

Zhao Zheng Yi menjawab, “Tidak jadi soal kapan aku menangkapmu. Lagi pula, ada Tian Qi dan Muo Yun di sini. Kau pikir kau bisa lolos?”

Wajah Long Xiao Yun langsung memucat. Katanya, “Ayolah. Ini hanya bercanda, bukan? Jangan keterlaluan. Aku berani jamin bahwa ia bukanlah Si Bandit Bunga Plum.”

Kata Zhao Zheng Yi, “Tidak ada yang bercanda mengenai hal sepenting ini. Sudah sangat lama kalian berdua sudah tidak berjumpa. Bagaimana kau bisa yakin?”

Sahut Long Xiao Yun, “Tapi…tapi aku tahu persis orang macam apa dia.”

Seseorang tiba-tiba tertawa, “Kau mungkin kenal dengan seseorang, tapi kau takkan tahu isi hatinya. Tuan Keempat Long pasti pernah mendengar ucapan ini.”

Orang ini kurus kering seperti batang bambu. Mukanya berkerut-kerut, seperti orang tua yang sakit. Namun suaranya sangat jernih. Ini adalah Gong Sun Muo Yun.

Seorang yang lain muncul dari belakangnya. Orang ini terlihat seperti tuan muda yang kaya. Ia terkekeh dan berkata, “Betul sekali. Aku, Tian Qi, adalah teman lama Li Xun Huan. Namun jika hal seperti ini terjadi, aku harus mengesampingkan persahabatan.”

Kata Li Xun Huan, “Walaupun aku punya banyak teman, aku rasa aku belum pernah berteman dengan orang yang berkedudukan sebegitu tinggi, seperti Tian Qi.”

Wajah Tian Qi berubah. Matanya memancarkan cahaya membunuh.

Semua orang dalam dunia persilatan sudah tahu bahwa kalau ia ingin membunuh, ia akan segera menyerang. Akan tetapi, kali ini ia hanya berdiri di sana.

Gong Sun Muo Yun, Zhao Zheng Yi dan Tian Qi mengelilingi Li Xun Huan. Wajah ketiganya tampak tegang.

Namun mereka hanya dapat berdiri di sana, memandangi pisau di tangan Li Xun Huan.

Li Xun Huan tidak memandang mereka sekilas pun. Ia hanya berkata, “Aku tahu, kalian bertiga sudah tidak sabar untuk membunuhku. Dengan membunuhku, kalian bukan hanya akan menjadi kaya raya dan mendapatkan wanita yang cantik, tapi nama kalian pun akan harum di kemudian hari.”

Sahut Zhao Zheng Yi, “Uang dan wanita tidaklah penting. Kami hanya ingin membunuhmu demi keadilan dalam dunia persilatan.”

Li Xun Huan tertawa terbahak-bahak. “Betapa sucinya! Betapa agungnya! Kau sungguh-sungguh hidup berpadanan dengan julukanmu, Tuan yang Terhormat.”

Ia menyentuh ujung pisaunya, lalu berkata lagi, “Lalu mengapa tak kau tangkap aku?”

Pandangan Zhao Zheng Yi tak pernah lepas dari pisau itu. Ia tidak menjawab.

Li Xun Huan berkata lagi, “Oh, aku tahu. Tongkat Tian Qi tidak ada tandingannya di dunia. Tuan Zhao pasti sedang menunggu Tian Qi untuk memulai. Jadi, mengapa Tuan Tian Qi hanya berdiri di sana saja?”

Kedua tangan Tian Qi tetap berada di balik punggungnya. Seakan-akan ia tidak mendengar apaapa.


Li Xun Huan bertanya lagi, “Apakah Tuan Tian Qi sedang menunggu Tuan Gong Sun untuk memulai? Ide yang cukup baik. Kepalan 14 Awan milik Tuan Gong Sun punya ribuan variasi. Tentulah ia yang harus mulai.”

Gong Sun Muo Yun pun seakan-akan mendadak tuli. Ia tidak bergerak sedikitpun.

Li Xun Huan tertawa lagi dan berkata, “Sungguh aneh. Ketiganya ingin membunuhku. Namun tidak seorang pun bergerak. Kenapa ya?”

Ketiga orang ini sungguh-sungguh sabar. Bagaimana pun Li Xun Huan mengolok-olok mereka, mereka tetap berdiri di sana tidak bergerak.

Memang ketiganya sungguh ingin membunuh Li Xun Huan secepatnya. Namun Pisau Terbang Li Kecil tak pernah luput. Selama pisau itu ada di tangannya, siapakah yang berani bergerak?

Long Xiao Yun tiba-tiba tersenyum. “Saudaraku, mereka ini cuma bercanda. Mari kita pergi minum arak saja.”

Ia berjalan menuju Li Xun Huan dengan senyum lebar. Ditariknya tangan Li Xun Huan.

Li Xun Huan terkejut luar biasa, dengan suara bergetar ia berkata, “Saudaraku, kau….”

Ia ingin menghindar dari tarikan tangan Long Xiao Yun, namun terlambat.

Saat itu, hampir dengan tanpa suara tangan Tian Qi muncul dari balik punggungnya. Sebatang tongkat pendek keemasan tergenggam di tangannya, dan memukul Li Xun Huan tepat di kakinya.

Tangan Li Xun Huan, walaupun tanpa pisau, masih tergolong salah satu yang terbaik di dunia.
Namun karena tangannya ditarik oleh Long Xiao Yun, ia tidak berbuat apa-apa.

Setelah ia jatuh berlutut, Gong Sun Muo Yun segera menutup ketujuh jalan darah di punggungnya. Zhao Zheng Yi lalu menendang dia dan Li Xun Huan pun terjengkang ke belakang.

Long Xiao Yun terlompat kaget dan berseru, “Mengapa kalian memperlakukan dia seperti ini? Cepat bebaskan dia.”

Zhao Zheng Yi menjawab dingin, “Kami tak bisa mengambil resiko seperti itu.”

Kata Tian Qi, “Maafkan kami, Tuan Long.”

Gong Sun Muo Yun telah menghadang langkah Long Xiao Yun. Long Xiao Yun berusaha menyerang, namun tongkat Tian Qi segera melumpuhkan kakinya.

Sebelum ia bisa berbuat apa-apa, Zhao Zheng Yi segera menutup jalan darahnya.

Ketika Long Xiao Yun jatuh ke tanah, ia berkata, “Saudara Zhao, teganya kau….”

Kata Zhao Zheng Yi, “Walaupun kita bersaudara, keadilan dalam dunia persilatan harus didahulukan. Kuharap kau bisa mengerti, supaya kau tidak terjerumus oleh orang-orang busuk macam dia.”

Sahut Long Xiao Yun, “Namun dia tidak mungkin Si Bandit Bunga Plum.”

Gong Sun Muo Yun lalu berkata, “Tuan Keempat Long, kau memiliki rumah yang indah dan reputasi yang baik. Tidak perlu kau bersimpati terhadap orang semacam dia.”

Long Xiao Yun berkata, “Jika kau membebaskan dia, aku akan bertanggung jawab.”

Sahut Zhao Zheng Yi, “Bagaimana dengan istrimu? Anakmu? Kau ingin melihat mereka terseret bersama dengan engkau?”

Tubuh Long Xiao Yun menggigil hebat.

Pisau Li Xun Huan masih ada di tangannya, namun ia tidak berkesempatan menggunakannya!

Akankah orang benar ini, pahlawan sejati ini, akan berakhir secara tragis seperti ini?

Long Xiao Yun menitikkan air mata. Katanya, “Saudaraku, ini semua karena kesalahanku. Aku telah mencelakaimu. Kakakmu telah mengecewakan engkau.”

Sesaat sebelum datangnya fajar adalah saat yang tergelap. Semua cahaya di bangsal pun tak dapat menerangi kegelapan yang pekat itu.

Sekelompok orang berkumpul di luar bangsal, bercakap-cakap di antara mereka.

“Tian Qi sungguh hebat. Kau lihat betapa cepat tongkatnya? Walaupun Tuan Keempat Long tidak ada, aku yakin Li Xun Huan tak akan mampu menangkisnya.”

“Lagi pula ada Tuan Zhao dan Tuan Gong Sun bersamanya.”

“Ya, benar. Tak heran, kata orang kaki Tuan Zhao yang Terhormat berharga 20 ribu tail emas. Tendangannya sungguh mengagumkan.”

“Bagaimana dengan pukulan Tuan Gong Sun? Jika ia tidak menyerang begitu sigap, kurasa Li Xun Huan tidak akan jatuh secepat itu.”

“Tuan Tian, Tuan Zhao, Tuan Gong Sun. Hmmmh, Li Xun Huan sungguh sial bertemu mereka bertiga.”

“Walaupun demikian, jika bukan karena Tuan Keempat Long…..”

“Ada apa dengan Tuan Keempat Long? Apakah ia lebih dari sekedar sahabat bagi Li Xun Huan?”

“Tuan Keempat Long sungguh seorang sahabat sejati. Li Xun Huan amat beruntung memiliki saudara seperti dia!”

Long Xiao Yun duduk di atas sebuah kursi kayu merah dalam bangsal. Kata-kata terakhir itu seakan-akan menancap di hatinya seperti sebatang jarum. Wajahnya penuh dengan keringat.

Dilihatnya Li Xun Huan terbaring di lantai, terus terbatuk-batuk.

Long Xiao Yun kembali menitikkan air mata. “Saudaraku, semua ini salahku. Betapa sialnya engkau mempunyai sahabat seperti aku. A…Aku telah menghancurkan hidupmu.”

Li Xun Huan berusaha keras untuk berhenti batuk. Ia memaksakan diri tersenyum, dan berkata, “Saudaraku, aku hanya ingin engkau tahu satu hal. Jikalau aku dapat mengulang kembali hidupku, aku tetap ingin menjadi sahabat karibmu.”

Long Xiao Yun kini tersedu-sedu. “Tapi…. jika tidak kutarik tanganmu, engkau tak mungkin….”

Li Xun Huan berkata dengan tulus, “Aku tahu, apapun yang kau perbuat adalah untuk kebaikanku. Aku hanya bisa berterima kasih.”

Kata Long Xiao Yun, “Mengapa kau tak menegaskan pada mereka bahwa kau bukanlah Si Bandit Bunga Plum? Mengapa kau….”

Li Xun Huan tersenyum. “Hidup dan mati adalah soal kecil. Aku telah merasa puas hidup. Mengapa aku harus kuatir akan kematian? Mengapa aku harus menyembah-nyembah orang-orang kotor yang menyebalkan itu?”

Tian Qi mendengarkan pembicaraan itu dengan seksama. Ia memandang mereka dan bertepuk tangan. “Bagus sekali. Hebat.”

Gong Sun Muo Yun pun tertawa dingin. “Ia tahu kita tak akan melepaskan dia, apa pun yang terjadi. Jadi biarlah dia mengolok-olok kita, menghibur dirinya sedikit sebelum mati.”

Li Xun Huan menyahut dengan tenang, “Kau memang benar. Saat ini, aku hanya bisa memohon kematian. Namun sekarang, tak ada lagi pisau di tanganku. Mengapa belum juga kalian bunuh aku?”

Wajah Gong Sun Muo Yun yang berkerut-kerut menjadi merah padam.

Zhao Zheng Yi menyergah dengan tidak sabar, “Jika kami membunuh kau sekarang, kabar yang akan tersiar dalam dunia persilatan adalah bahwa kami hanya membunuhmu demi kepentingan pribadi kami. Kami akan mengadilimu dengan adil.”

Li Xun Huan menghela nafas. “Zhao Zheng Yi, aku sungguh mengagumimu. Walaupun hatimu busuk, kata-katamu sangat baik dan bijak. Dan kau pun mengatakannya dengan wajah yang jujur.”

Tian Qi tertawa dan berkata, “Tuan Li, kau memang punya nyali. Jika kau memang ingin cepat mati, aku punya rencana.”

Kata Li Xun Huan, “Awalnya aku pun ingin berbicara denganmu, namun aku tak ingin mengotori mulutku.”

Tian Qi tidak menggubris. “Jika kau ingin mati sedikit lebih cepat, tulislah surat pengakuan bahwa kau bersalah. Kami pun akan membuat kematianmu lebih mudah.”

Li Xun Huan segera menjawab tanpa pikir panjang. “Baik. Aku ucapkan. Kau tuliskan.”

Long Xiao Yun segera menyela, “Saudaraku, jangan lakukan itu.”

Li Xun Huan terus saja berkata, “Kejahatanku terlalu banyak untuk dituliskan. Aku berpura-pura suci, walaupun hatiku sangat kotor. Aku berkomplot demi kekuasaan, merusak persahabatan, membokong orang lain, menggunakan cara-cara licik dalam bertempur, aku tidak punya integritas dan telah melakukan berjuta-juta perbuatan keji. Namun aku masih merasa bahwa aku adalah seorang pria sejati!”

Terdengar suara keras. Zhao Zheng Yi menampar muka Li Xun Huan!

Li Xun Huan tersenyum. “Tidak apa-apa. Rasanya seperti digigit anjing gila saja.”

Zhao Zheng Yi berseru dengan marah, “Keparat kau. Dengar baik-baik. Walaupun aku belum bisa membunuhmu sekarang, aku bisa membuatmu merasa lebih baik mati!”

Li Xun Huan hanya tertawa. “Kalau aku takut padamu, Tuan yang Palsu, aku bukanlah seorang pria sejati. Gunakan saja cara penyiksaan yang engkau inginkan.”

Sahut Zhao Zheng Yi, “Bagus!”

Long Xiao Yun hanya dapat menggigil di kursinya. Katanya, “Saudaraku, maafkan aku. Kau adalah seorang pahlawan, namun aku seorang pengecut. Aku…”

Kata Li Xun Huan, “Ini bukan kesalahanmu, saudaraku. Jika aku mempunyai anak dan istri, aku pun akan berbuat seperti engkau.”

Saat ini Zhao Zheng Yi telah mencengkeram dia dan menarik otot-ototnya kuat-kuat. Rasa sakitnya sungguh tak terkatakan, namun Li Xun Huan tetap tersenyum.

Lalu terdengarlah seseorang berkata di luar, “Nona Lin, dari manakah engkau? Dan siapakah temanmu ini?”

Semua orang memandang ke arah Lin Xian Er. Bajunya kusut, sebagian terkoyak. Ia berjalan masuk ke dalam bangsal itu.

Di sebelahnya tampak seorang pemuda. Di malam yang begitu dingin ia hanya mengenakan selembar baju tipis. Namun bahunya tetap tegak. Seolah-olah, tak ada sesuatu pun di dunia ini yang dapat membengkokkannya!

Ia masuk memanggul seorang mayat.

Ah Fei!

Mengapa Ah Fei ada di sini?

Hati Li Xun Huan berdegup kencang, tak tahu harus merasa gembira atau terkejut. Namun dipalingkannya wajahnya. Ia tidak ingin Ah Fei melihatnya dalam keadaan seperti itu.

Ia tidak ingin Ah Fei bertindak bodoh demi dirinya.

Namun Ah Fei telah melihatnya.

Wajahnya yang dingin menjadi bercahaya. Ia berjalan ke arah Li Xun Huan. Zhao Zheng Yi tidak menghalanginya. Ia tahu tingginya ilmu silat Ah Fei.

Namun Gong Sun Muo Yun tidak tahu. Segera ia halangi langkah Ah Fei dan membentaknya, “Kau kira kau ini siapa? Apa maumu?”

Sahut Ah Fei, “Memberimu pelajaran!”

Mendengar ini, Gong Sun Muo Yun segera menyerang.

Lin Xian Er terkesima menatap Li Xun Huan, tak peduli pada yang lain. Sedangkan Long Xiao Yun tak ingin melakukan apa-apa lagi.

Anehnya, Ah Fei tidak berusaha mengelak.

Terdengar suara keras saat kepalan Gong Sun Muo Yun mendarat di dada Ah Fei. Ah Fei tidak bergerak seincipun, namun Gong Sun Muo Yun sungguh kesakitan, sampai-sampai ia jatuh berlutut.

Ah Fei tidak menghiraukan dia. Ia berjalan lagi ke arah Li Xun Huan dan bertanya, “Apakah dia temanmu?”

Li Xun Huan tersenyum. “Kau pikir aku punya teman seperti itu?”

Saat itu, Gong Sun Muo Yun kembali menyerang. Tiba-tiba Ah Fei memutar tubuhnya, dan terdengar bunyi berdebum. Gong Sun Muo Yun telah terjengkang ke belakang beberapa meter.

Orang-orang tak dapat mempercayai penglihatan mereka. Siapa yang dapat percaya bahwa Si Kepalan Awan yang terkenal itu menjadi pecundang di hadapan anak muda ini.

Hanya Tian Qi yang tertawa terbahak-bahak. “Sahabat, kau cukup sigap. Anak-anak muda benar-benar telah menyusul kita yang tua.”

Ia membungkuk dan berkata, “Namaku Tian Qi. Siapakah namamu? Mungkin kita dapat bersahabat.”

Ah Fei menjawab, “Aku tak punya nama. Juga tak ingin bersahabat denganmu.”

Wajah semua orang di situ langsung berubah, namun Tian Qi tersenyum saja. “Sayangnya, kau tidak pandai berteman.”

Kata Ah Fei, “O ya?”

Tian Qi menunjuk ke arah Li Xun Huan, “Apakah dia temanmu?”

“Ya.”

Tian Qi bertanya, “Tahukah kau siapa dia?”

“Tahu.”

Tian Qi terkekeh. “Tahukah kau bahwa ia adalah Si Bandit Bunga Plum?”

Ah Fei mengangkat alisnya, “Si Bandit Bunga Plum?”

Kata Tian Qi, “Memang sulit dipercaya. Namun kita harus mempercayai fakta.”

Ah Fei menatapnya. Tatapannya menembus ke dalam hatinya.

Lalu Ah Fei berkata dengan dingin, “Dia pasti bukan Si Bandit Bunga Plum.”

“Kenapa?”

Tiba-tiba dilepaskannya mayat yang sedari tadi dipanggulnya. Katanya, “Sebab inilah Si Bandit Bunga Plum yang sesungguhnya!”

Orang-orang langsung mengerumuni mayat itu.

Mayat itu kurus kering. Luka pisau di wajahnya membuat ia sulit dikenali.

Tian Qi tertawa lagi. “Katamu, inilah Si Bandit Bunga Plum yang sesungguhnya?”

Sahut Ah Fei, “Ya.”

Tian Qi berkata, “Kau benar-benar masih hijau. Kau pikir semua orang akan percaya begitu saja? Kau pikir kami akan percaya karena kau datang membawa mayat dan berkata bahwa ialah Si Bandit Bunga Plum?”

Sahut Ah Fei lagi, “Aku tidak pernah bohong. Dan aku tidak pernah dibohongi.”

Tiab Qi bertanya, “Kalau begitu, bagaimana kau bisa membuktikannya?”

Sahut Ah Fei, “Lihat saja mulutnya!”

Tian Qi tertawa lagi. “Mengapa harus kulihat mulutnya? Apakah dia bisa bicara?”

Semua orang ikut tertawa. Walaupun mereka tidak merasa lucu, mereka tertawa juga karena Tian Qi tertawa.

Tiba-tiba Lin Xian Er maju dan berkata, “Aku tahu ia tidak bohong. Orang itu memang Si Bandit Bunga Plum.”

Tian Qi bertanya, “O ya? Apakah mayat itu memberitahukan padamu?”

Lin Xian Er menjawab, “Betul. Dia sendiri yang mengatakannya.”

Ia segera melanjutkan sebelum ada yang menyela. “Sewaktu Qin Zhong mati, aku bisa melihat bahwa ia mati karena serangan senjata rahasia yang hebat. Tidaklah aneh jika dia tak dapat menghindarinya. Namun aku merasa aneh kalau seorang ahli kawakan seperti Wu Wen Tian pun tidak dapat menghindarinya. Kini aku tahu mengapa.”

Mata Tian Qi berkedip-kedip. “Oh? Jadi mengapa?”

Jawab Lin Xian Er, “Rahasianya ada pada mulutnya.”

Tiba-tiba diambilnya sebilah pisau untuk membuka mulut mayat itu. Ada sepucuk senjata di situ.

Kata Lin Xian Er, “Senjata itu dilepaskannya pada saat ia berbicara. Tidak ada seorang pun yang
siap menghadapi serangan semacam itu!”

Kata Tian Qi, “Jika senjata itu ada dalam mulutnya, bagaiman ia bisa berbicara?”

Sahut Lin Xian Er, “Ini adalah rahasia di dalam rahasia. Ia tidak memerlukan mulutnya untuk berbicara. Ia bisa berbicara dengan perutnya. Mulutnya hanya untuk membunuh orang!”

Apa yang dikatakannya memang kedengaran seperti bualan, namun orang terpelajar seperti Tian Qi tahu bahwa keahlian semacam itu memang ada. Kabarnya, ilmu itu berasal dari Persia dan biasanya dipergunakan dalam pertujukan sirkus. Biasanya suara itu memang kedengaran aneh, tapi jika dilakukan dengan ilmu silat yang tinggi, suara itu akan terdengar lebih realistis.

Lin Xian Er bertanya, “Sebelum Tuan Tian dan yang lain bertempur, ke mana arah pandangan kalian?”

Jawab Tian Qi, “Sudah tentu ke arah tubuh lawan.”

Lin Xian Er bertanya lagi, “Bagian mana dari tubuhnya?”

Jawab Tian Qi, “Pundak dan tangannya.”

Lin Xian Er tersenyum. “Betul. Itulah yang kumaksud. Waktu akan bertempur, ahli-ahli silat tak akan memperhatikan mulut lawan. Hanya jika anjing yang bertempur, mereka akan memperhatikan mulut lawannya. Tapi manusia kan bukan anjing. Mereka tidak menggigit.”

Semua orang terkekeh. Jika seorang yang sangat cantik seperti Lin Xian Er mengatakan hal seperti ini, bagaimana mungkin seseorang tidak ikut terkekeh-kekeh?

Tian Qi pun bertanya, “Bagaimana kau mengetahui rahasianya?”

Jawab Lin Xian Er, “Aku baru tahu setelah ia menggunakan senjata rahasianya.”

Kini Tian Qi yang terkekeh. “Jadi teman kita di sini adalah seekor anjing? Ia suka memperhatikan mulut lawannya?” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar