Salam dari Taman Bacaan Saulus

Salam dari Taman Bacaan Saulus
Pandangan

Kamis, 11 Oktober 2012

TERNYATA ADA SEORANG SUAMI YANG SETIA !!!

Di bawah ini adalah sebuah kisah nyata, yang bisa menjadi Inspirasi kita di zaman, dimana cinta seorang suami kebanyakan diragukan. Selamat menikmati , semoga terinspirasi .....

Setitik Embun Inspirasi

KETULUSAN CINTA

Robertson McQuilkin adalah seorang Rektor Universitas Internasional
Columbia. Namun isterinya mengalami sakit alzheimer atau gangguan fungsi
otak, sehingga ia tidak mengenali semua orang bahkan anak-anaknya, hanya
satu orang yang ada dalam ingatannya, yaitu suaminya Robertson.

Karena kesibukan Robertson, maka ia menyewa seorang perawat untuk merawat
dan menjaga isterinya. Namun suatu pagi alangkah herannya ia dan semua orang
dikantornya, melihat Muriel isterinya datang ke kantor tanpa alas kaki dan
ada bercak-bercak darah di kakinya. Ternyata Muriel bangun dari tempat tidur
dan hanya dengan menggunakan daster berjalan kaki menuju kantor suaminya
yang berjarak kira-kira satu kilometer dan bercak-bercak darah ada di
sepanjang lantai kantor suaminya karena kakinya terantuk di jalan beberapa
kali. Ketika masuk ke kantor suaminya, Muriel berkata "Saya tidak mau
perawat, saya hanya mau kamu menemaniku."

Mendengar kata-kata Muriel, Robertson mengingat janji nikahnya 47 tahun
lalu, dan tidak lama kemudian ia meminta kepada pihak universitas untuk
pensiun dan berhenti dari jabatannya sebagai Rektor. Pada pidato perpisahan
di Universitas Internasional Columbia Robert McQuilkin menjelaskan apa yang
terjadi pada isterinya dan mengapa ia mengambil keputusan untuk mengundurkan
dari dari jabatannya.

Ia berkata: "47 tahun yang lalu, saya berjanji kepada Muriel dihadapan Tuhan
dan disaksikan banyak orang, bahwa saya akan menerima dan selalu mencintai
Muriel baik dalam suka maupun dalam duka, dalam keadaan kaya atau miskin,
baik dalam keadaan sehat atau sakit." Kemudian ia melanjutkan:
"Sekarang inilah saat yang paling diperlukan oleh Muriel agar saya menjaga
dan merawatnya."

Tidak lama kemudian Muriel tidak bisa apa-apa lagi, bahkan untuk makan,
mandi, serta buang air pun, ia harus dibantu oleh Robertson. Pada tanggal
14 Februari 1995 adalah hari istimewa mereka, 47 tahun lalu, dimana
Robertson melamar dan kemudian menikahi Muriel. Maka seperti biasanya
Robertson memandikan Muriel dan menyiapkan makan malam kesukaannya dan
menjelang tidur ia mencium Muriel, menggenggam tangannya, dan berdoa,
"Tuhan, jagalah kekasih hatiku ini sepanjang malam, biarlah ia mendengar
nyanyian malaikat-Mu."

Paginya, ketika Robertson sedang berolahraga dengan sepeda statis, Muriel
terbangun. Ia tersenyum kepada Robertson, dan untuk pertama kali setelah
berbulan-bulan Muriel tak pernah berbicara, ia memanggil Robertson dengan
lembut dan berkata: "Sayangku ." Robertson terlompat dari sepeda statisnya
dan memeluk Muriel. Kemudian Muriel betanya kepada suminya: "Sayangku,
apakah kamu benar-benar mencintaiku?" tanya Muriel lirih, Robertson
mengangguk dan tersenyum. Kemudian Muriel berkata: "Aku bahagia," dan itulah
kata-kata terakhir Muriel sebelum meninggal.

Sungguh kasih yang luar biasa. Alangkah indahnya relasi yang didasarkan pada
cinta, tidak ada kepedihan yang terlalu berat untuk dipikul. Cinta adalah
daya dorong yang sangat ampuh agar kita selalu melakukan yang terbaik.
Menjalani kegetiran tanpa putus asa, melalui kepahitan tanpa menyerah,
melewati lembah kekelaman dengan keberanian. Komitmen sejati dan cinta
sejati menyatu. Cinta sejati harus memiliki komitmen sejati. Tanpa komitmen
sejati, cinta akan pudar di tengah jalan, di tengah kesulitan dan
penderitaan. Mari kita menumbuh kembangkan cinta kasih, untuk melandasi
setiap motivasi, tindakan dan ucapan kita di mana pun dan kapan pun kita
berada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar